Perjanjian Pranikah: Pro Kontra, Tren, dan Realita untuk Pasangan Millennial
Bicara soal pernikahan, kebanyakan orang langsung membayangkan pesta mewah, gaun cantik, atau momen haru di pelaminan. Tapi di balik semua itu, ada satu hal yang sering bikin pasangan skip obrolan serius: keuangan. Yes, topik yang kadang dianggap “kurang romantis” ini ternyata bisa jadi penentu keharmonisan rumah tangga.
Apalagi setelah publik dihebohkan dengan kasus perceraian selebriti Tasya Farasya dan Ahmad Assegaf. Isu penggelapan dana perusahaan hingga miliaran rupiah bikin banyak orang sadar: urusan cinta dan uang sering kali saling terkait. Dari situlah topik perjanjian pranikah (prenup) kembali ramai dibicarakan.
Lalu sebenarnya apa sih perjanjian pranikah itu? Kenapa banyak pro-kontra? Dan apakah prenup cuma buat orang kaya atau artis aja? Yuk, kita bahas lengkap dengan gaya ringan ala millennial, biar kamu dan pasangan bisa ambil keputusan lebih bijak.
Apa Itu Perjanjian Pranikah?
Perjanjian pranikah alias prenup adalah kesepakatan hukum yang dibuat sebelum pasangan menikah. Isinya bisa bermacam-macam, misalnya:
- Pemisahan harta bawaan sebelum nikah.
- Aturan pengelolaan gaji dan aset setelah menikah.
- Mekanisme pembagian harta jika suatu saat pernikahan berakhir.
Di Indonesia, prenup harus dibuat lewat notaris dan dicatatkan di instansi resmi seperti KUA atau Dukcapil. Jadi bukan sekadar “perjanjian lisan”, melainkan dokumen sah yang punya kekuatan hukum.
Intinya, prenup bukan berarti meragukan cinta, tapi cara supaya cinta dan uang punya batas yang jelas.

Kenapa Prenup Jadi Relevan Buat Generasi Millennial & Gen Z?
Beda dengan zaman orang tua dulu, pasangan millennial sekarang banyak yang:
- Sama-sama punya penghasilan sendiri.
- Bangun bisnis bareng sejak pacaran.
- Investasi di aset digital seperti kripto, saham, atau NFT.
- Eksis dengan personal branding lewat media sosial.
Dengan kondisi keuangan yang makin kompleks, risiko konflik juga lebih besar. Bayangkan kalau salah satu pasangan bikin keputusan finansial tanpa transparansi. Bukan cuma rumah tangga yang goyah, tapi bisnis atau reputasi juga bisa ikut kena imbas.
Pro Perjanjian Pranikah (Kenapa Harus Dipertimbangkan)
1. Proteksi Aset Pribadi
Harta bawaan sebelum nikah tetap aman. Jadi kalau ada masalah keuangan di kemudian hari, aset pribadi nggak ikut terseret.
2. Mengurangi Risiko Utang Pasangan
Kalau salah satu pihak ambil pinjaman atau terlibat bisnis gagal, pasangannya tidak otomatis ikut menanggung.
3. Membangun Transparansi Finansial Sejak Awal
Menurut banyak konsultan keuangan, proses membuat prenup memaksa pasangan untuk terbuka soal kondisi finansial. Jadi dari awal sudah tahu “kartu” masing-masing.
4. Menghindari Drama saat Ada Masalah
Jika pernikahan nggak bisa dipertahankan, prenup bisa mempercepat penyelesaian harta bersama. Tanpa perlu ribut panjang di pengadilan.
5. Kekuatan Hukum yang Jelas
Prenup yang disahkan sesuai aturan bisa dijadikan dasar penyelesaian sengketa.

Kontra Perjanjian Pranikah (Kenapa Banyak yang Ragu)
1. Stigma “Kurang Romantis”
Banyak orang masih menganggap prenup = tanda nggak percaya sama pasangan. Seolah-olah sudah siap cerai bahkan sebelum menikah.
2. Bisa Timpang Kalau Nggak Fair
Kalau dibuat tanpa ahli hukum atau konsultan keuangan, prenup bisa berat sebelah dan merugikan salah satu pihak.
3. Nggak Bisa Prediksi Semua Kondisi
Hidup rumah tangga itu dinamis. Dari jatuh bangun bisnis, pindah kerja, sampai punya anak. Nggak semua bisa ditulis di kontrak.
4. Bukan Tameng Kriminal
Kalau ada tindak pidana seperti penipuan atau penggelapan, prenup nggak bisa jadi perisai hukum. Itu tetap masuk ranah pidana.
Kasus Tasya Farasya: Reality Check untuk Banyak Pasangan
Kasus perceraian Tasya Farasya jadi contoh nyata bahwa cinta dan bisnis nggak bisa selalu dipisahkan. Percaya aja ternyata nggak cukup. Ada kalanya kita perlu sistem yang lebih jelas untuk melindungi diri, pasangan, bahkan perusahaan yang dibangun bersama.
Buat pasangan millennial atau Gen Z yang punya bisnis bareng, prenup bisa jadi “safety net”. Bukan untuk mengurangi cinta, tapi supaya masalah finansial nggak merusak fondasi rumah tangga.
Tips Buat Pasangan yang Lagi Galau Soal Prenup
1. Diskusi Terbuka dengan Pasangan
Ngobrol dari hati ke hati. Jangan tunggu sampai masalah datang dulu.
2. Libatkan Ahli Hukum & Keuangan
Supaya isi perjanjian adil dan sesuai kebutuhan.
3. Fokus pada Proteksi, Bukan Perceraian
Anggap prenup seperti asuransi. Kita bikin bukan karena berharap musibah datang, tapi karena ingin siap menghadapi risiko.
4. Custom Sesuai Kondisi
Prenup tiap pasangan nggak harus sama. Bisa disesuaikan dengan profesi, bisnis, atau kondisi finansial masing-masing.
Kesimpulan: Prenup = Dewasa, Bukan Tidak Romantis
Perjanjian pranikah selalu menimbulkan pro-kontra. Ada yang melihatnya sebagai tanda ketidakpercayaan, ada juga yang menganggapnya bukti kedewasaan.
Di era sekarang, di mana pasangan sering berbagi bisnis, investasi, bahkan personal branding, prenup justru bisa jadi bentuk proteksi. Bukan hanya untuk harta, tapi juga untuk hubungan.
Pada akhirnya, yang bikin pernikahan langgeng bukan tanggal cantik atau pesta mewah, melainkan kejujuran, komunikasi, dan kesiapan menghadapi realita. Kalau cinta aja butuh komitmen, maka keuangan juga butuh kejelasan.
So, buat kamu yang sedang merencanakan pernikahan, coba tanyakan ke diri sendiri: apakah prenup cocok buat kondisi kamu dan pasangan? Jawabannya bisa berbeda untuk setiap orang, tapi yang pasti, di balik semua stigma, perjanjian pranikah bukan musuh cinta. Ia bisa jadi penjaga cinta.