Lagi Galau Menjelang atau Setelah Nikah? Kenali Perbedaan Wedding Blues dan Bridezilla, Yuk!

Pernikahan itu identik dengan kebahagiaan dan euforia. Tapi… kok kamu malah ngerasa sedih, stres, atau jadi gampang marah menjelang hari-H atau bahkan setelah resepsi selesai? Tenang, kamu nggak sendirian kok! Banyak banget calon pengantin maupun pasangan baru yang ngalamin dua hal ini: wedding blues dan bridezilla.
Meskipun sama-sama bikin mental goyah, keduanya punya penyebab dan dampak yang berbeda. Nah, biar kamu bisa lebih siap dan nggak overthinking, yuk simak penjelasan lengkapnya di artikel ini. Boleh banget juga kamu share ke pasangan atau sahabat yang lagi siap-siap nikah, siapa tahu bisa bantu mereka lebih tenang hadapi fase penting ini!
Apa Itu Wedding Blues?
Wedding blues adalah kondisi emosional yang biasanya muncul setelah pesta pernikahan selesai. Bukannya happy setelah resmi jadi pasangan suami istri, justru muncul rasa sedih, kosong, atau kehilangan semangat. Sounds weird? Tapi ini nyata dan cukup sering terjadi, terutama di kalangan pasangan millennial.
Menurut Dr. Janelle S. Peifer, psikolog klinis dari Virginia (via PsychCentral), wedding blues adalah reaksi situasional yang biasanya bersifat sementara. Artinya, bukan karena kamu nggak cinta pasanganmu, tapi karena tubuh dan pikiranmu lagi adaptasi dari momen penuh excitement ke kehidupan yang lebih “normal”.
Gejala Wedding Blues:
- Mood turun, sering sedih tanpa alasan jelas
- Ngerasa bosan dan kehilangan motivasi
- Suka flashback ke masa persiapan nikah
- Ngerasa kecewa karena realita rumah tangga nggak sesuai ekspektasi
- Kesepian walau udah punya pasangan resmi
Kok Bisa Kena Wedding Blues?
Pernikahan itu ibarat roller coaster: kamu melewati masa penuh kesibukan, meeting vendor, pilih dekorasi, fitting baju, urus catering, dan sebagainya. Setelah semuanya selesai, mendadak kamu “nggak punya proyek besar” lagi. Ditambah lagi, kamu harus kembali ke rutinitas seperti kerja, beberes rumah, atau hadapi realita baru yang nggak selalu seindah yang dibayangkan.
Beberapa faktor pemicu wedding blues antara lain:
- Overwhelmed dengan ekspektasi orang sekitar
- Rasa kehilangan momen-momen seru persiapan nikah
- Perubahan status dan tanggung jawab dalam pernikahan
- Kecewa karena pernikahan nggak se-wow yang dibayangkan
- Perubahan dinamika hubungan (karena realita kehidupan berumah tangga mulai terasa)
Bahaya Wedding Blues Kalau Diabaikan
Walau wedding blues biasanya hanya bertahan selama beberapa hari atau minggu, kamu tetap harus aware. Soalnya, kalau dibiarkan berlarut-larut, kondisi ini bisa berkembang jadi depresi klinis (major depressive disorder).
Menurut Siloam Hospitals, depresi klinis adalah gangguan mental kronis yang bisa berlangsung selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun kalau nggak ditangani dengan baik. Dampaknya bisa serius banget—mulai dari menurunnya produktivitas, terganggunya relasi, sampai muncul keinginan menyakiti diri sendiri.
Cara Mengatasi Wedding Blues dengan Bijak
Berikut beberapa tips ringan buat kamu yang mungkin lagi ngalamin wedding blues:
1. Acknowledge perasaanmu
Nggak apa-apa kok kalau kamu lagi nggak bahagia. Jangan merasa bersalah, apalagi dipaksa untuk selalu terlihat “happy couple”.
2. Bikin rutinitas baru bareng pasangan
Mulai dari hal kecil, seperti jadwal masak bareng, kencan mingguan, atau dekor ulang rumah agar suasananya fresh.
3. Coba eksplor hobi atau kegiatan baru
Kamu bisa coba journaling, traveling singkat, olahraga bareng pasangan, atau kursus hal-hal baru biar nggak stuck di rutinitas.
4. Meditasi dan mindful time
Luangkan waktu untuk diri sendiri, jauhkan dari sosial media, dan beri ruang untuk pikiran tenang. Bisa lewat meditasi, yoga, atau sekadar rebahan sambil denger musik.
5. Curhat ke support system
Kalau merasa sedih banget, jangan dipendam. Cerita ke sahabat, keluarga, atau bahkan konsultasi ke psikolog bisa sangat membantu.
Apa Itu Bridezilla?
Nah, kalau wedding blues muncul setelah menikah, beda ceritanya dengan bridezilla yang biasanya terjadi sebelum pernikahan.
Bridezilla adalah istilah populer buat menggambarkan calon pengantin wanita yang berubah jadi super emosional, perfeksionis, bahkan over controlling selama masa persiapan pernikahan. Istilah ini awalnya populer di media barat, tapi sekarang udah familiar banget di Indonesia.
Ciri-Ciri Bridezilla:
- Emosi nggak stabil, gampang marah atau nangis
- Terobsesi dengan detail kecil dan pengen semua sempurna
- Susah percaya sama orang lain, pengen semua urusan nikah dipegang sendiri
- Sering clash sama vendor, keluarga, atau bahkan pasangan sendiri
- Nggak menikmati proses, malah stres setiap hari
Kenapa Banyak Calon Pengantin Jadi Bridezilla?
Tekanan menjelang hari-H itu luar biasa, apalagi buat cewek yang dari kecil sering di-doktrin kalau pernikahan harus “once in a lifetime” dan sempurna. Ditambah lagi, media sosial sering menampilkan pernikahan yang megah dan dreamy, bikin kita gampang membandingkan dan merasa “harus” seperti itu juga.
Faktor lain:
- Ekspektasi dari keluarga besar
- Tekanan dari budaya dan tradisi
- Budget vs. realita
- Kurangnya dukungan dari pasangan
- Perfeksionisme yang berlebihan
Tips Menghindari Jadi Bridezilla
Nggak salah kok kalau kamu pengen hari pernikahan kamu sempurna. Tapi, jangan sampai ambisi itu bikin kamu kehilangan arah dan malah stres sendiri. Coba lakukan ini:
1. Sadari bahwa kesempurnaan itu mitos
Setiap pernikahan pasti ada drama dan kekurangannya. Yang penting bukan detailnya, tapi makna dan suasana hari itu.
2. Delegasikan tugas
Kamu nggak harus jadi wedding planner sendiri. Libatkan pasangan, keluarga, atau bridesmaids untuk bantu urus persiapan.
3. Beri waktu untuk istirahat
Jangan semua waktu kamu habiskan buat mikirin nikahan. Luangin waktu buat me time, tidur cukup, dan recharge energi.
4. Fokus ke alasan utama kamu menikah
Pernikahan itu bukan cuma soal pesta besar, tapi tentang memulai hidup bareng orang yang kamu cinta.
5. Diskusi terbuka dengan pasangan
Kalau kamu mulai overwhelmed, ajak pasangan ngobrol. Siapa tahu dia bisa bantu cari solusi atau sekadar jadi tempat curhat yang nyaman.
Kesimpulan: Jangan Takut, Kamu Nggak Sendirian
Menikah itu perjalanan emosional yang luar biasa. Kamu bisa ngerasa bahagia banget, lalu tiba-tiba overwhelmed, stres, atau sedih. Dan itu sangat normal. Baik wedding blues maupun bridezilla adalah respon manusiawi terhadap momen besar dalam hidup.
Yang penting, kamu sadar dan mau belajar mengelolanya. Jangan malu untuk minta bantuan, bercerita, atau bahkan jeda sejenak dari semua keribetan. Ingat, pernikahan bukan soal satu hari pesta, tapi tentang kehidupan setelahnya yang akan kamu jalani bareng orang yang kamu cinta.
So, buat kamu yang lagi mempersiapkan pernikahan—take a deep breath, chill, dan jangan lupa jaga kesehatan mentalmu juga ya.