5 Drama Calon Ibu Mertua yang Bisa Bikin Persiapan Nikah Jadi Ribet

5 Drama Calon Ibu Mertua yang Bisa Bikin Persiapan Nikah Jadi Ribet
5 Drama Calon Ibu Mertua yang Bisa Bikin Persiapan Nikah Jadi Ribet
Fiona

Pernikahan impian setiap pasangan biasanya dibayangkan penuh dengan momen manis: dekorasi cantik, gaun elegan, undangan kece, sampai foto Instagrammable. Tapi kenyataannya, sebelum hari H, ada banyak drama yang bisa muncul di balik layar. Salah satu “aktor utama” yang sering bikin rencana pernikahan jadi penuh lika-liku adalah… calon ibu mertua.

Yup, peran calon ibu mertua memang nggak bisa dipandang sebelah mata. Niatnya mungkin tulus ingin membantu, tapi kadang ekspektasi, komentar, bahkan intervensi mereka justru bikin pasangan calon pengantin stres. Dari masalah daftar tamu, dekorasi, sampai budget, calon ibu mertua bisa jadi faktor yang bikin perencanaan nikah semakin rumit.

Nah, buat kamu yang lagi siap-siap menuju pelaminan, yuk kenali 5 hambatan umum dari calon ibu mertua yang sering bikin ribet, plus tips ala millennial untuk menghadapinya biar nggak berubah jadi konflik panjang.

1. Komentar Negatif yang Nggak Ada Habisnya

Pernah ngalamin momen di mana calon ibu mertua selalu punya komentar negatif tentang semua rencana pernikahanmu? Mulai dari warna dekorasi yang dianggap “nggak cocok”, gaun yang “terlalu sederhana”, sampai catering yang “kurang mewah”.

Kenapa bisa begitu? Ada beberapa alasan:

  1. Perasaan kehilangan kendali. Sejak kecil, anaknya selalu di bawah pengaruh ibu. Ketika mau menikah, posisi itu mulai bergeser.
  2. Perbedaan generasi. Ibu mertua mungkin lebih pegang tradisi lama, sedangkan kamu pengen nuansa modern dan minimalis ala millennial.
  3. Rasa khawatir. Mereka takut “kehilangan” anaknya setelah menikah, jadi merasa perlu lebih dilibatkan.

Tips Menghadapi:

Jangan langsung defensif. Dengarkan dulu komentar mereka, lalu pilih mana yang masuk akal dan mana yang bisa kamu skip. Biar mereka tetap merasa dihargai, coba libatkan calon ibu mertua dalam detail kecil yang nggak mengubah konsep utama. Misalnya, biarkan beliau memilih lagu tradisional untuk prosesi tertentu, tapi tema dekor tetap sesuai visi kamu dan pasangan.

2. Daftar Tamu Bertambah Tanpa Diskusi

“Eh, nanti undang tante jauh sama teman arisan mama ya.”

Kalimat ini mungkin terdengar familiar. Banyak calon ibu mertua yang merasa pernikahan bukan hanya milik pasangan, tapi juga panggung keluarga besar. Akhirnya, mereka seenaknya menambah daftar tamu tanpa diskusi, padahal kapasitas gedung dan budget sudah dihitung ketat.

Tips Menghadapi:

  1. Komunikasikan sejak awal bahwa jumlah tamu terbatas.
  2. Beri kuota undangan untuk masing-masing keluarga. Misalnya, pihak orang tua kamu 50 tamu, pihak calon mertua juga 50 tamu.
  3. Jelaskan bahwa kamu ingin acara lebih intim dan personal, bukan sekadar pesta ramai tanpa makna.

Dengan begitu, calon ibu mertua tetap bisa mengundang orang-orang penting baginya tanpa bikin konsep nikahmu berantakan.

3. Panik Berlebihan Bikin Suasana Jadi Tegang

Namanya pernikahan, wajar kalau semua orang deg-degan. Tapi ada tipe calon ibu mertua yang selalu panik berlebihan. Baru ada masalah kecil, langsung dianggap darurat. Vendor telat bales chat 2 jam aja sudah bikin beliau heboh.

Sikap panik ini biasanya muncul karena ekspektasi yang terlalu tinggi—mereka ingin pernikahan anaknya sempurna. Sayangnya, energi panik ini bisa menular dan bikin kamu jadi ikutan stres.

Tips Menghadapi:

Hadapi dengan tenang. Ingatkan calon ibu mertua bahwa kamu dan pasangan sudah menyiapkan semuanya dengan matang. Coba alihkan perhatian beliau ke hal-hal positif, misalnya meminta bantuan memilih seragam keluarga atau souvenir. Dengan begitu, beliau merasa terlibat, tapi tidak fokus pada drama kecil yang bikin suasana makin tegang.

Article image

4. Ikut Campur dalam Seating Plan

Drama lain yang sering muncul adalah masalah tata letak tempat duduk tamu (seating plan). Calon ibu mertua mungkin ingin duduk dengan kerabat tertentu atau merasa nggak nyaman duduk di meja yang “kurang cocok”.

Sebenarnya wajar sih, karena pernikahan adalah momen kumpul keluarga besar. Tapi kalau terlalu diatur sesuai kemauan pribadi, bisa bikin kamu pusing sendiri.

Tips Menghadapi:

  1. Dengarkan dulu preferensinya.
  2. Buatkan tempat duduk khusus untuk calon ibu mertua agar beliau merasa nyaman.
  3. Jelaskan bahwa tata letak tamu harus adil untuk kedua belah pihak agar semua merasa dihargai.

Dengan sedikit kompromi, seating plan bisa tetap sesuai konsep tanpa bikin ibu mertua tersinggung.

5. “Karena Saya yang Bayar, Saya yang Atur”

Ini salah satu drama paling klasik. Kalau calon ibu mertua ikut menyumbang dana besar untuk pernikahan, kadang mereka merasa punya “hak veto” untuk menentukan semua hal: mulai dari dekorasi, menu makanan, sampai MC.

Buat pasangan millennial, ini bisa jadi dilema besar. Di satu sisi, bantuan dana memang meringankan. Tapi di sisi lain, kamu jadi kehilangan kendali atas acara yang seharusnya jadi momen paling personal dalam hidupmu.

Tips Menghadapi:

  1. Dari awal, diskusikan peran dan kontribusi masing-masing pihak.
  2. Tetapkan area di mana calon ibu mertua bisa berkontribusi, misalnya memilih menu catering atau seragam keluarga.
  3. Komunikasikan dengan halus bahwa ada bagian inti yang ingin kamu dan pasangan tentukan sendiri.

Kalau perlu, buat keputusan keuangan lebih mandiri agar kamu tetap punya kontrol penuh.

Kesimpulan: Drama Itu Wajar, Tapi Bisa Dikelola

Persiapan nikah memang penuh dengan detail yang bisa memicu drama, apalagi kalau ada “campur tangan” calon ibu mertua. Tapi ingat, kebanyakan dari mereka sebenarnya bertindak karena sayang dan ingin yang terbaik untuk anaknya.

Kuncinya ada di komunikasi, empati, dan batasan yang jelas. Libatkan mereka secukupnya, tapi tetap jaga agar visi utama pernikahan sesuai dengan impian kamu dan pasangan. Dengan cara ini, bukan cuma hari H yang indah, tapi hubungan keluarga juga bisa tetap harmonis setelah menikah.