Tradisi Cio Tao: Ritual Pernikahan Unik Cina Benteng yang Sarat Makna dan Filosofi

Kalau ngomongin soal tradisi pernikahan Tionghoa, pasti banyak banget yang langsung kepikiran sama prosesi tea pai atau gaun cheongsam merah khas pengantin wanita. Tapi tahukah kamu kalau di Tangerang ada satu tradisi pernikahan unik yang masih dilestarikan oleh masyarakat Cina Benteng? Yup, namanya adalah Cio Tao, sebuah ritual sakral yang penuh simbol, filosofi, dan sejarah panjang dari leluhur mereka.
Tradisi ini bukan cuma sekadar seremoni adat, tapi juga jadi bentuk penghormatan terhadap warisan budaya yang sudah ada sejak abad ke-17. Penasaran gimana detailnya? Yuk, kita bahas lebih dalam soal Cio Tao, tradisi pernikahan khas Cina Benteng Tangerang yang nggak boleh dilewatkan.
Siapa Itu Masyarakat Cina Benteng?
Sebelum masuk ke tradisi Cio Tao, mari kenalan dulu sama komunitas yang melestarikan adat ini. Cina Benteng adalah sebutan untuk kelompok peranakan Tionghoa yang tinggal di kawasan Tangerang, tepatnya di sekitar Pasar Lama Tangerang dekat Sungai Cisadane.
Julukan “Cina Benteng” muncul karena mereka dulu hidup di sekitar benteng pertahanan peninggalan VOC. Seiring waktu, komunitas ini berkembang dengan budaya unik hasil akulturasi antara Tionghoa, Betawi, dan Sunda. Nggak heran kalau sampai sekarang di kawasan Pasar Lama Tangerang kita masih bisa lihat jejak budaya mereka lewat arsitektur rumah, kios-kios tua, sampai bahasa sehari-hari.
Apa Itu Tradisi Cio Tao?
Secara harfiah, Cio Tao (上头) dalam bahasa Hokkien berarti menyisir rambut. Tapi dalam konteks pernikahan, tradisi ini jauh lebih dalam maknanya.
Cio Tao adalah ritual peralihan dari masa remaja ke masa dewasa untuk calon pengantin. Upacara ini biasanya dilakukan sebelum pesta pernikahan dimulai, dengan tujuan memohon restu dewa, dewi, dan leluhur agar kehidupan rumah tangga pengantin selalu diberkahi kebahagiaan.
Tradisi ini berakar dari ajaran Konghucu, tapi seiring waktu perannya lebih ke budaya adat ketimbang agama. Walaupun sudah jarang dilakukan, beberapa keluarga Cina Benteng masih mempertahankan tradisi ini sebagai bentuk penghormatan pada leluhur mereka.
Tahapan dalam Tradisi Cio Tao
Kalau kamu kira Cio Tao cuma sekadar sembahyang, ternyata salah besar. Prosesi ini panjang banget dan penuh simbol. Berikut tahapan-tahapan pentingnya:
1. Sembahyang kepada Thien dan Leluhur
Upacara dimulai dengan sembahyang yang dilakukan orang tua kedua mempelai kepada Thien, sosok dewa yang dianggap Mahakuasa, serta kepada leluhur keluarga. Mereka mempersembahkan sesaji di altar keluarga sambil menyalakan lilin merah besar sebagai simbol penerangan hidup anak-anak mereka.
2. Prosesi Menyisir Rambut
Di sinilah makna “Cio Tao” muncul. Rambut pengantin wanita akan disisir perlahan ke bawah oleh orang tua atau sesepuh. Ritual ini melambangkan perubahan status sang mempelai dari gadis menjadi istri yang siap berumah tangga.
Rambutnya kemudian dihias dengan 21 kembang goyang berbahan kuningan, perak, atau emas, ditambah tusuk konde berbentuk burung hong (phoenix) yang melambangkan keberuntungan.
3. Simbol-Simbol dalam Upacara
Di hadapan pengantin wanita, akan diletakkan sebuah gantang merah besar berisi berbagai benda penuh makna, seperti:
- Cermin → simbol refleksi diri
- Sisir → lambang kedewasaan
- Pedang → perlindungan dari hal buruk
- Timbangan → keadilan dalam rumah tangga
- Kitab Tong Shu → lambang ilmu pengetahuan
Semua benda ini menggambarkan doa dan harapan baik untuk pasangan dalam menjalani kehidupan pernikahan.
4. Busana Adat Pengantin
Pengantin wanita akan mengenakan baju tradisional Ang O (baju merah) dengan rok lipat hijau bernama Hoa Kun, sedangkan pengantin pria mengenakan jubah hitam dengan hiasan kepala merah.
5. Tradisi Makan 12 Mangkuk
Kedua mempelai duduk bersama lalu makan 12 jenis hidangan yang berbeda rasa. Filosofinya adalah kehidupan rumah tangga akan penuh warna—ada manis, pahit, asin, dan asam—tapi semuanya harus dinikmati bersama.
6. Saweran Koin dan Membuka Kerudung
Setelah prosesi makan, wajah pengantin wanita ditutup dengan kain hijau. Saat bertemu suaminya, ada tradisi saweran koin untuk dibagikan ke tamu sebagai lambang rezeki. Pengantin pria lalu membuka kerudung istrinya sebagai tanda awal kehidupan baru.
7. Tea Pai (Tradisi Minum Teh)
Sebagai penutup, ada tradisi tea pai di mana kedua mempelai menyajikan teh kepada orang tua dan tetua keluarga. Ini adalah simbol penghormatan dan rasa terima kasih kepada generasi sebelumnya.
Filosofi di Balik Tradisi Cio Tao
Bagi masyarakat Cina Benteng, Cio Tao bukan sekadar adat, tapi juga mengandung filosofi mendalam:
- Rambut yang disisir → tanda kedewasaan dan kesiapan mental untuk menikah.
- Kembang goyang & burung hong → harapan hidup yang penuh keberuntungan.
- 12 mangkuk makanan → simbol bahwa rumah tangga harus siap menghadapi suka duka bersama.
- Saweran koin → berbagi rezeki agar hidup penuh berkah.
- Tea pai → penghormatan pada orang tua sebagai pondasi keluarga.
Cio Tao di Era Modern: Masih Relevan Nggak?
Sekarang, banyak pasangan muda memilih konsep pernikahan simpel dan praktis, sehingga tradisi Cio Tao mulai jarang dilakukan. Namun, sebagian masyarakat Cina Benteng masih berusaha melestarikannya sebagai bentuk penghormatan pada leluhur sekaligus menjaga identitas budaya mereka.
Bagi generasi muda, tradisi ini juga bisa jadi cara untuk reconnect dengan akar budaya mereka, sekaligus memperkaya makna pernikahan yang bukan cuma tentang pesta, tapi juga spiritualitas dan filosofi hidup.
Kesimpulan
Tradisi Cio Tao adalah salah satu warisan budaya unik masyarakat Cina Benteng Tangerang yang penuh makna, filosofi, dan simbol. Mulai dari prosesi menyisir rambut, makan 12 mangkuk, hingga tea pai, semuanya punya arti mendalam tentang perjalanan hidup berumah tangga.
Walaupun kini semakin jarang dilakukan, tradisi ini tetap jadi bukti nyata bagaimana budaya Tionghoa berakulturasi dengan lokal Indonesia, tapi tetap bisa bertahan hingga ratusan tahun.
Jadi, kalau suatu hari kamu menghadiri pernikahan adat Cina Benteng, jangan bingung kalau melihat prosesi yang unik dan penuh simbol. Ingatlah, setiap langkah dan detailnya punya cerita panjang tentang cinta, keluarga, dan doa untuk kehidupan yang lebih baik.