Serba-Serbi Pernikahan Adat Tionghoa: Tradisi, Mitos, dan Makna Simbolisnya

Serba-Serbi Pernikahan Adat Tionghoa: Tradisi, Mitos, dan Makna Simbolisnya
Serba-Serbi Pernikahan Adat Tionghoa: Tradisi, Mitos, dan Makna Simbolisnya
Fiona

Kalau kamu lagi cari tahu tentang tradisi pernikahan adat Tionghoa, kamu lagi ada di tempat yang tepat! Tradisi nikah ala Chinese wedding ini memang nggak cuma penuh warna, tapi juga sarat makna dan penuh simbol keberuntungan. Meskipun sekarang banyak pasangan Tionghoa yang udah mengadopsi gaya pernikahan modern, unsur adat tetap jadi bagian penting dari momen sakral ini.

Nah, di artikel ini kita bakal bahas tuntas mulai dari tahapan pernikahan adat Tionghoa, simbol-simbol penting, sampai mitos-mitos yang masih dipercaya sampai sekarang. Yuk, simak selengkapnya!

Tahapan Pernikahan Adat Tionghoa: Dari Pra Nikah Sampai Acara Setelah Resepsi

1. Lamaran Ala Tionghoa (Mak Comblang Time!)

Di tradisi nikah Tionghoa, proses lamaran itu beda dari biasanya. Di sini, keluarga cowok bakal kirim perantara alias mak comblang buat kasih kabar ke keluarga cewek kalau anak mereka cocok buat nikah. Setelah itu, keluarga besar bakal cari hari baik buat acara lamaran resmi.

2. Sangjit: Momen Seserahan yang Super Spesial

Sangjit adalah tradisi penting sebelum hari H. Biasanya digelar seminggu sampai sebulan sebelum pernikahan. Di hari ini, keluarga calon pengantin pria datang ke rumah calon pengantin wanita dengan membawa berbagai seserahan. Barang-barang seserahan Sangjit biasanya berisi:

  1. Pakaian lengkap dengan perhiasan dan kosmetik
  2. Uang pesta dan angpau
  3. Buah manis, manisan, dan makanan simbol keberuntungan
  4. Lilin merah
  5. Minuman beralkohol seperti arak atau anggur
  6. 12 kaleng makanan, seperti kaki babi atau buah longan

Sangjit juga jadi momen buat memperkenalkan keluarga besar masing-masing sambil makan-makan bareng. Sweet banget, kan?

3. Cari Tanggal Baik: Bukan Sembarang Pilih

Orang Tionghoa percaya banget sama pemilihan tanggal, bulan, bahkan jam nikah yang harus pas dan hoki. Biasanya tanggal baik ini ditentukan berdasarkan kalender lunar atau perhitungan feng shui. Tujuannya? Supaya rumah tangga pasangan baru selalu harmonis dan penuh rezeki.

4. Pesta Lajang alias Liauw Tiaa

Sebelum resmi jadi suami-istri, pengantin pria dan wanita akan merayakan masa lajang mereka bareng teman dan keluarga. Biasanya diadakan di rumah mempelai perempuan, isi acaranya mulai dari games, makan-makan, sampai ngobrol santai bareng kerabat.

5. Upacara Cia Tao: Sembahyang Sebelum Hari H

Cia Tao adalah rangkaian sembahyang sebagai bentuk penghormatan kepada Tuhan, leluhur, dan orang tua. Dimulai dari rumah, lanjut ke kelenteng, lalu balik lagi ke rumah buat penghormatan ke orang tua. Prosesi ini bermakna banget karena menandai restu spiritual dari keluarga dan alam semesta.

Hari H: Upacara Pernikahan Tionghoa yang Sakral dan Penuh Makna

1. Pemberkatan ala Buddha

Kalau pasangan memeluk agama Buddha, maka pemberkatan dilakukan di vihara oleh Pandita dan para bikuni. Rangkaiannya cukup panjang, mulai dari prosesi masuk, pembacaan ikrar, pemasangan cincin, sampai penyerahan surat keterangan nikah. Setiap tahapannya penuh makna spiritual.

2. Tea Pai: Tradisi Minum Teh Penuh Haru

Tea Pai adalah momen di mana pasangan pengantin menyajikan teh kepada orang tua dan orang yang dituakan dari kedua belah pihak. Sebagai balasannya, mereka akan menerima nasihat, doa, dan juga hadiah seperti perhiasan atau uang. Intinya, ini adalah bentuk penghormatan sekaligus restu dari keluarga.

Setelah Resepsi: Masih Ada Tradisi Menyambung Ikatan Keluarga

1. Cia Kiang Say

Setelah pesta, pasangan suami istri baru akan “dikenalkan” ke keluarga besar pihak perempuan. Ini jadi momen perkenalan resmi si suami dengan sanak saudara dari pihak istri. Biasanya setelah ini, mereka sudah sah tinggal serumah.

2. Cia Ceem

Cia Ceem adalah kebalikannya, alias giliran istri dikenalkan ke keluarga besar suaminya. Ini juga jadi penanda bahwa si pengantin perempuan sudah diterima sebagai anggota baru di keluarga.

Simbol-Simbol Penting dalam Pernikahan Adat Tionghoa

Dalam tradisi Chinese wedding, setiap elemen punya makna tersendiri. Nih, beberapa simbol penting yang wajib kamu tahu:

  1. Warna Merah: Simbol kebahagiaan, keberuntungan, dan kemakmuran. Nggak heran dekorasinya serba merah!
  2. Angka Delapan (8): Dianggap sebagai angka hoki karena bunyinya mirip dengan kata “makmur” dalam bahasa Tionghoa.
  3. Naga & Phoenix: Simbol keselarasan antara laki-laki dan perempuan. Kalau naga adalah kekuatan pria, maka phoenix adalah keanggunan wanita.
  4. Makanan: Mie panjang = umur panjang, kue mangkuk = kesuburan, dan masih banyak lagi!

Mitos-Mitos Pernikahan Tionghoa yang Masih Dipercaya

Biarpun modern, mitos pernikahan adat Tionghoa tetap hidup dan dipercaya banyak orang. Yuk, intip beberapa di antaranya:

  1. Dilarang pakai baju pengantin sebelum hari H. Katanya sih bisa bawa sial!
  2. Nggak boleh jadi pengapit lebih dari tiga kali. Konon, yang melanggar bakal susah nikah.
  3. Hindari pasangan beda usia 3, 5, atau 9 tahun. Katanya kurang hoki. Tapi beda 4 tahun? Justru bagus!
  4. Makan kue dari pengantin? Siapa tahu bisa cepat dapet jodoh!
  5. Panitia acara yang nggak dapet angpau bisa sial. Makanya rebutan angpau tuh bukan cuma buat seru-seruan!

Penutup: Menjaga Tradisi di Era Modern

Tradisi pernikahan Tionghoa memang kaya akan budaya dan makna. Dari Sangjit sampai Tea Pai, semuanya punya pesan spiritual dan kekeluargaan yang kuat. Meskipun zaman sudah berubah dan gaya hidup semakin modern, menjaga dan menghormati tradisi bisa jadi bentuk penghormatan terhadap leluhur dan nilai-nilai keluarga.

Buat kamu yang lagi merencanakan Chinese wedding, semoga informasi ini bisa bantu banget ya. Jangan lupa pilih tanggal baik, siapkan seserahan sesuai adat, dan tentu saja—nikmati prosesnya!